Semua dimulai hari ini..


Hari ini pagi-pagi sekali. Kita bangun dari kasur yang empuk. Kamar yang terang benderang. Kemudian, kita mandi, wudhuh dan sholat shubuh. Kita mandi sendiri. Kemudian ganti baju.
Mau pakai baju apa ya hari ini? Merah? biru? atau orange? Kemeja? Kaos? atau ngga pakai apa-apa kali ye?
Kalau celana? Emm..enaknya pakai celana panjang bahan, emm..atau levis deh, kalao celana sontok gimana? Ya itu terserah kita sendiri.
Kita pun hari ini wudhuh dan bisa shubuh sendiri.
Tangan kita bisa diangkat, tubuh kita bisa ditekukkan. Badan bisa ditundukkan di saat sujud. Kemudian kita bisa menekuk sendi-sendi kaki dan jari saat duduk sebelum salam mengakhirinya.

Tidak lupa kita sarapan pagi. Enak sekali. Makan bersama keluarga. Mencium istri dan anak kita bagi suami. Mencium suami dan anak bagi sang istri dan mencium emak dan bapak bagi sang anak. Kita pun berangkat kerja, atau belanja, atau sekolah atau bermain dengan jalan kaki, atau naik kuda besi atau naik kereta api. Kita pun bertemulah dengan semua manusia. Juga melihat terangnya alam raya.

Dimulai hari ini..saat kita tak bisa bangun lagi. Kita tidak bisa mandi sendiri. Tak bisa pula kita memakai baju sendiri. Warna baju sudah tidak bisa kita pilih. Cuma putih. Sholat sudah tidak bisa. Bahkan kita disholati.
Tubuh kita yang biasanya lincah nian nan lentur. Hari ini kaku. Kita pun sudah tidak bisa berkumpul lagi dengan keluarga, istri, anak? Sepertinya mereka hanya akan sedih. Tak mau menemani.
Karena hari ini, tubuh kita dinikmati oleh semua mahluk. Di perut bumi. Silaturahmi sudah tak bisa lagi. Melihat alam raya sudah terkunci. Kini..kita sendiri..dalam kamar sunyi ukuran 100 dikali 200 centi.

Semua dimulai hari ini,
Hari pertama kali diperut bumi. Hari pertama mati. Malam pertama ditanyai oleh malaikat yang tak pernah durhakai Tuhan mereka, Tuhan kita, dan Tuhan semua yaitu Allah yang Maha Suci.
Semua dimulai hari ini, dari sini. Dari konsep pensucian diri dari para kaum sufi.
Dimulai dari sini karena ia yang akan membuka hati yang mati.
Membuka pikiran yang terkunci dan menurunkan yang tinggi hati.
Ketika hati tidak lagi mati suri dan tinggi maka banyak ilmulah yang kan didapati.
Dimulai hari ini, dari sini..



“…kalian meyakini kebenaran datangnya mati, tapi tidak pernah menyiapkan bekal untuk menghadapinya. Kalian sering mengubur orang mati, tetapi tidak mau mengambil pelajaran darinya..”

Comments

Popular Posts