Belajar dari Jam
Seorang muslim haruslah dapat mengambil hikmah dalam kehidupan sehari-hari. Bukankah 'hikmah adalah milik mukmin yang hilang? dimana pun dia menemuinya ia lebih layak untuk mendapatkannya'
Berikut ini sepintas Hikmah dari Jam
“Sanggupkah kamu berdetak 31536000
kali?” tanya si pembuat jam tangan pada jam buatannya.
“bagaimana
aku sanggup tuan.. Itu banyak sekali” jawab sang jam tangan.
“kalau
begitu, berdetaklah 86400 kali? Bagaimana?”
“aku
masih belum sanggup tuan, itu masih banyak”
Berpikir sejenak, sang tuan melanjutkan.
“bagaimana kalau kamu berdetak 3600
kali?”
Sang jam tangan pun meminta keringanan lagi, “sudihkah
tuan menguranginya lagi, 3600 itu masih banyak tuan?”
“baiklah,
bagaimana kalau 60 kali?”
“tuan,
sudikah anda menguranginya lagi? Aku masih belum sanggup, aku sepertinya
tidak bias melakukan sebanyak itu..”
“baiklah,
aku minta kau berdetak 1 kali saja tiap detik? Bagaimana?”
“baiklah
tuan, itu mudah”
Tak
disadari, ternyata dalam semenit sang jam tangan berdetak 60 kali, dalam sehari
berdetak 3600 kali dan sampai setahun mampu berdetak sebanyak 31536000 kali!
Mungkin
kita tidak bisa menyelesaikan buku ini dalam sehari, yang perlu kita lakukan
ialah membacanya selembar sehari. Harapan tiap penulis adalah pembaca dapat menyelesaikan buku karangannya. Pembaca bukan hanya mendapat pesan tulisan tapi juga mengetahui cara dan
alur berpikir penulis, kekurangan, serta sudut pandang yang digunakan penulis.
Bahkan pembaca dapat mengetahui sifat dan watak penulis dari tulisannya. Tapi jika pembaca buku ini
tidak mampu menyelesaikan seluruh isi buku ini, cukup baca satu bab
saja. Yang ada warnanya kami buat sengaja berbeda. Karena tiap warna mengandung
tema yang berbeda. Dan tiap tema sungguh sayang jika dilewatkan. Ada tema
keluarga, kita sebagai anak, sebagai orang tua juga sebagai orang lain. Tiap
bab/warna dipisah oleh selembar kertas berisi hadist ciri seorang muslim,
selembar sms menarik, dan selembar foto unik dan menelisik.
Akhirul
kalam, kebenaran hanya milik Allah, dan kesalahan dari kebodohan penulis. Ambil
baiknya, singkirkan buruknya.
Comments
Post a Comment