Kunci untuk Sabar

Sabarlah kuncinya!
Man shabara zhafira. Siapa yang sabar ia beruntung!
Benarkah dengan sabar kita akan beruntung? Alif Fikri, tokoh utama dalam novel Ranah 3 Warna, sebuah novel fiksi ilmiah, adalah salah satu contohnya. Bagaimana ia harus bersabar berguru dengan bang togar yang wataknya keras, kata-katanya tajam, orang biasa pasti sudah down dikata-katai seperti yang Alif rasakan. Sudah mundur dan menjudge bahwa bang togar itu orangnya tidak bersahabat. Tidak! Bang togar punya cara sendiri mendidik orang yang mau menimba ilmunya. Karena mencari ilmu memang harus susah payah.

Seperti yang dialami Nabi Musa a.s, yang harus bersusah payah dengan seorang muridnya untuk mencari seorang hamba pilihan Allah dipertemuan dua laut. Kisah ini diceritakan lengkap dalam Al-qur’an surat Maryam ayat 60 hingga 82. Bacalah apa yang Musa a.s katakan pada muridnya
"…Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun"
Setelah mereka merasa letih mereka pun makan. Artinya kita pun harus membawa bekal untuk menuntut ilmu.
Maka tatkala mereka berjalan lebih jauh, berkatalah Musa kepada muridnya: "Bawalah ke mari makanan kita; sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini".
Barulah jalan terbuka.
Mereka menemukan hamba Allah yang bernama Khidir a.s. dan dari percakapan dan perjalanan mereka, terkandung hikmah yang luar biasa, salah satunya adalah sabar. Sekali lagi, salah satunya adalah sabar.
Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar (haq) di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?"pinta Nabi Musa a.s
"Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersamaku dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?" jawab Khidir a.s
Kita perhatikan bagian

“…bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu.”

Bagaimana kita dapat sabar jika kita tidak mengetahui tentang sesuatu. Sesuatu yang kita sabari. Sesuatu yang kita rencanakan. Sederhananya, seorang Petani, dari dulu sampai sekarang sudah mengetahui bahwa umur panen padi ada yang 4 dan 6 bulan. Kalau sudah tahu begini, enak nian.
Kita tinggal tanam, lakukan seperti contoh orang yang pernah berhasil dan tunggu. Tunggu sambil merawatnya. Tunggu sambil menyianginya dari hama. Tunggu..dan tunggu hingga 4 atau 6 bulan padi menguning dan siap untuk ditunai. Itu karena sudah mengetahui..
“…bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu.”
Seorang anak SD yang tahu kalau dengan rutin tiap hari menghafal 3 buah vocabulary maka ia telah menghafal 90 kata dalam sebulan. Dan setengah kamus bahasa inggris saat ia SMA. Dan saat itu, saat SMA, ia sudah bisa berbicara bahasa inggris. Andai anak SD tahu...andai ia mengerti..bahwa menguasai bahasa adalah proses. Mencicil 3 buah kata perhari adalah proses. Bukankah kita sulit bicara karena tidak adanya kosa kata didalam kepala kita? Kalau banyak ’kan’ tinggal dirangkai. Mudah.
Seperti penulis sebuah buku bahasa inggris bernama Lui...
Dia tidak tahu, bahkan ia benci, tidak suka dengan perintah ayahnya untuk mendalami bahasa inggris. Setelah lama, ia akhirnya diterima dikedutaan luar negeri, dan sangat berterimakasih pada ayahnya.
***

Bagaimana kita dapat bersabar beribadah kalau kita tidak mengetahui bagaimana keadaan orang dalam syurga..
Bagaimana kita dapat bersabar menjauhi maksiat dan dosa kalau kita tidak mengetahui akibat dari keduanya kelak..

Bagaimana kita dapat sabar menghadapi musibah kalau kita tidak mengetahui, atau mencari tahu, atau memberitahu hakikat sebuah musibah..

Comments

Popular Posts