Jaminan bagi yang sholeh

Allah tidak akan menyia-nyiakan amalan hamba-Nya. Bahkan anak keturunannya juga akan mendapatkan dampaknya. Seperti kasus terjadi dalam perjalanan Nabi Musa a.s dengan Nabi Khidir a.s. Kedua Nabi itu berkunjung ke suatu rumah kemudian minta dijamu. Tetapi pemilik rumah tidak mau memberikan jamuan. Nabi Khidir a.s melihat tembok yang rusak kemudian memperbaikinya.

Nabi Musa a.s pun berkata: ”Jika engkau mau, niscaya engkau dapat meminta imbalan untuk itu”
Saatnya Nabi Khidir as menjelaskan makna kejadian yang mereka alami. ”Dan adapun dinding rumah itu adalah milik dua anak yatim di kota itu, yang dibawahnya tersimpan harta bagi mereka berdua, wa kaana abuHumaa shoolihaa, Maka Tuhan-Mu menghendaki agar keduanya sampai dewasa dan keduanya mengeluarkan simpanannya itu sebagai rahmat dari Tuhanmu”
Kalimat ”wa kaana abuHumaa shoolihaa” berarti ”dan ayahnya seorang yang sholeh” sekali lagi, ayahnya-dua orang yatim itu-seorang yang sholeh. Ini merupakan jaminan Allah terhadap hamba-Nya yang sholeh.

Comments

Popular Posts