RUMAH TANGGA SPIDERMAN



Sebuah kereta penuh dengan penumpang akan terjun ke dalam sungai. Remnya ‘blong’. Siapa yang akan menyelematkan mereka? Siapa lagi kalau bukan spiderman! Dia berdiri di depan kereta dan mulai menembakkan jaringnya pada gedung-gedung. Dia menahan kereta dengan badannya dan jaring yang terikat kuat pada gedung tersebut. Kereta pun mulai berhenti. Selamatlah seluruh penumpang”

Begitulah ikhtisar sebuah adegan film spiderman 2. Spiderman memang sebuah superhero fiksi tetapi kehebatan jaringnya memang benar adanya. Sebuah ulasan tahun 2013 berjudul ‘Spider Silk: Stronger than steel?” diunggah Berkeley Scientific Journal menyebutkan bahwa dengan menganalisis jaring, bentuk geometri, titik merekatnya jaring, maka dapat dihitung kekuatan tensilitas (regangan maksimum yang dapat ditahan sebelum patah/putus) jaring. Sangat mengejutkan, ternyata memang jaring laba-laba bisa menghentikan kereta yang berlari kencang.

Memang jaring laba-laba terlihat lemah dan hanya berguna untuk dekorasi rumah hantu. Tetapi fakta tentang kuatnya jaring laba-laba tak dapat dielakkan. Jaring laba-laba terbukti dapat meregang 30% lebih panjang daripada nilon. Kekuatan tensilitasnya pun sebanding dengan baja, hanya saja kepadatan (densitas) jaring laba-laba rendah artinya untuk kepadatan yang sama, maka jaring laba-laba akan menang atau lebih kuat daripada baja.

Film dokumenter berjudul “Spider silk is five times stronger than steel, yet highly elastic” dari National Geographic pun menyebutkan kemampuan jaring laba-laba yang lima kali lebih kuat daripada baja! Xiang Wu dan Kolega dari National University of Singapore mengatakan ‘satu helai jaring laba-laba setebal pensil dapat menghentikan sebuah pesawat boeing 747!”. Jadi terbukti betapa kuatnya jaring sebagai rumah laba-laba. Tetapi, Al Qur-an berkata lain. 


Al Qur-an menyebut rumah laba-laba adalah rumah yang paling lemah seperti dinyatakan dalam surat Laba-Laba ayat 41"...sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba..’."

Beberapa ahli tafsir terdahulu menjelaskan bawah sarang/rumah laba-laba lemah karena tidak dapat melindunginya dari panas dan dingin. Selain itu, sarangnya rapuh karena mudah hancur bila diterjang angin atau binatang lain. Jika dibandingkan dengan hasil penelitian tadi jelas berarti ada pertentangan antara hasil penelitian dengan firman Pencipta semesta. Lalu sebenarnya apa yang dimaksud dengan surat laba-laba ayat 41 tersebut?

Ternyata, Al Qur-an merujuk pada perilaku ‘rumah tangga’ laba-laba bukan dari fisik bangunan rumahnya tetapi bagaimana interaksi didalamnya. Bukankah banyak rumah yang kuat bangunan fisiknya, nan indah arsiteknya, sedap dipandang tetapi ‘isi’nya seperti neraka?.

Bagaimanakah rumah tangga laba-laba? dalam satu sarang, hanya ditemukan entah laba-laba betina atau jantan saja. Betina dan jantan ditemukan dalam satu sarang hanya saat kawin. Setelah kawin, sang jantan pun harus pergi atau jika tidak menjadi santapan betina (kanibal).

Hal ini dijelaskan dengan berbagai teori oleh para ahli serangga. Diantara teorinya mengatakan bahwa pejantan melakukan pengorbanan diri (self-sacrifice) tanpa ada alasan yang diketahui mengapa ia melakukan itu. Seorang associate professor fakultas MIPA dari Universitas Arizona bernama Chad Johnson menjelaskan bahwa ada 3 (tiga) kemungkinan mengapa kanibalisme terjadi.
Pertama, betina memilih-milih (choosy), jadi ketika ada pejantan yang mendekati karena si betina tidak ingin kawin dengannya lalu dimakan. Kedua, betina lapar (hungry) sehingga daripada kawin lebih baik memangsa si jantan. Ketiga, memang laba-laba bersifat predator atau aggressivespillover theory sambil kawin.

Entah teori mana yang benar, yang jelas ialah terjadi kanibalisme antara betina dan jantan. Hal inilah yang disoroti oleh Qur-an sebagai selemah-lemahnya rumah, yaitu rumah tangga yang tidak harmonis. Selain itu, dari hasil perkawinan akan dihasilkan 4-9 kantung telur dalam satu musim dan setiap kantung 100-400 butir telur. Jarang lebih dari seratus telur yang bertahan sampai waktu penetasan karena adanya kanibalisme (dari si betina atau yang lahir duluan memakan telur yang belum menetas), kekurangan makanan atau tidak kondusifnya tempat tinggal (dekat hewan pemangsa lain, dsb).

Nah, bagaimana jika hal itu terjadi pada rumah tangga manusia? Maka akan terjadi kehidupan rumah tangga yang kacau balau, tidak ada ketenangan, ketentraman, kedamaian dan kerukunan dalam kekeluargaan. Bahkan terjadi perselisihan, pertengkaran, perang sesama anggota keluarga. Suami istri bertengkar, bercerai hingga saling bunuh membunuh. Sisi lain anak yang tidak mau taat pada orang tua, mabuk-mabukan, hambur-hambur uang, pergaulan bebas, menghamili atau hamil di luar nikah, merasa betah di luar rumah hingga terjerat narkoba dan mati mengenaskan. Semua itu karena rapuhnya ‘jiwa’ rumah tangga.

Terjadinya rumah tangga yang rapuh adalah target utama iblis. Sebuah hadits riwayat Ahmad, Abd bin Hamid dan Muslim dari Jabir disebutkan:
"sesungguhnya iblis (raja setan) membangun singgasananya di atas air kemudian mengutus balatentara (untuk menebar malapetaka dan dosa). Setan yang paling dekat kedudukannya dengan iblis ialah yang paling hebat menimbulkan malapetaka di antara manusia. Salah satu setan (melapor) berkata ‘aku telah melakukan ini dan itu’. Iblis menjawab, ‘kamu belum berbuat apa-apa’. Setan lain melapor ‘aku tidak biarkan manusia hingga aku ceraikan ia dari keluarganya’ maka Iblis berkata ‘kamu yang paling hebat”"

Iblis pun membisikan manusia untuk mempelajari sihir hingga tujuan utamanya menceraikan suami dari istrinya yang berujung pada keruntuhan rumah tangga (lihat QS Al Baqarah ayat 102). Pada zaman sekarang, Iblis dan balatentaranya menggunakan media untuk merusak rumah tangga. Rangsangan-rangsangan maksiat dari media elektronik dan cetak sering memunculkan angan-angan bejat dari pembacanya. Hal ini dapat menimbulkan perasaan tidak puas dengan istri di rumah sehingga bisa menjadi faktor penyebab terjadinya perselingkuhan dan dosa besar. Bagi anak-anak dan remaja dampak buruknya pun terlihat. Dimana rasa ingin tahu yang besar jika tidak diimbangi iman dan pendidikan moral yang baik maka dapat berakibat pada perilaku sex bebas atau zina. Naudzubillah.

Sebuah rumah tangga adalah miniatur kecil suatu bangsa, jika rusak rumah tangga maka dampak dominonya akan merusak keluarga lain dan akhirnya merusak suatu bangsa. Sudah banyak informasi yang menunjukan bahwa broken home, kerusakan rumah tangga, menjadi awal mula terjeratnya anak pada kasus narkoba, sex bebas, kriminal dan gangguan kejiwaan sampai mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.

Semoga kita terlindung dari perilaku rumah tangga seperti laba-laba.

Wallahu'alam

DAAD|29 Juli 2016, 10:41 am

Comments

Popular Posts