Belajar dari Emas dan Perak

Ketika Adam a.s dan istrinya dikeluarkan dari surga, maka seluruh penduduk surga sedih dan menangis   . Bagaimana tidak menangis, selain dikeluarkan, mereka diturunkan ke bumi dan dipisahkan di tempat berbeda hingga beberapa tahun. Mereka pun harus melakukan usaha dalam mencapai segala sesuatu sehingga berbeda sekali dengan di surga dimana segala sesuatu tinggal 'petik' dan 'pinta'.

Tapi hal itu tidak berlaku bagi Emas dan Perak. Tak ada tetes air mata atau sedih secuil pun pada mereka. Lalu ditanyalah mereka, "mengapa kamu tidak sedih?" Mereka menjawab "Mengapa harus sedih pada mahluk yang mendurhakai Rabb nya?" Berkat jawaban mereka, mereka dimuliakan Allah SWT makanya mereka pun dimuliakan di dunia 
Lalu mengapa mereka diganjar kemuliaan seperti itu?

KARENA mereka 'rela' mencinta karena Allah dan membenci karena Allah. Mereka mencintai yang taat pada Nya, dan rela berpisah dengan yang mendurhakai Nya. Benci mereka bukan pada diri adam a.s dan istrinya, tetapi benci akan pelanggaran keduanya.
wallahu'alam


Note:
Disarikan dari
1. Di dalam kitab karya Syaikh Nawawi Al-Jawi Al-Bantani (lahir 1230 H di Banten dan meninggal pada tahun 1314 H di Mekkah) yang merupakan syarah kitab al-Manbaĥatu ‘ala al-Isti’dad li yaum al-Mi’ad karya Ibn Hajar al-‘Asqalani ini ditulis:
“Setelah Allah menurunkan Nabi Adam as. Dari syurga ke arcapada (dunia), maka sesungguhnya segala sesuatu mendampinginya, kecuali emas dan perak. Kemudian Allah berfirman kepada benda tersebut,” Aku mendampingi engkau dengan hamba-Ku, kemudian hamba itu Aku lepas dari sampingku dan semua pihak yang semula mendampinginya, merasa susah karenanya kecuali engkau berdua. “Maka keduanya menjawab, “Tuhan kami, Engkau Maha Mengetahui, bahwa justru membuat kami berdua berdampingan dengannya selagi ia menaati-Mu, maka kami tidak merasa susah atas nasib selanjutnya.” Lalu Allah berfirman kepada keduanya,” Demi kitinggian-Ku dan keagungan-Ku, niscaya Aku akan membuatmu berharga, sehingga tidak dapat di peroleh segala sesuatu melainkan denganmu berdua.”
2. “Tali iman yang paling kuat adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah.” (HR.At Tirmidzi) 
3. “Barangsiapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan tidak memberi karena Allah, maka sungguh telah sempurna Imannya.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi, ia mengatakan hadits hasan)

Comments

Popular Posts